FP
MIPA IKIP PGRI Semarang yang terdiri dari 3 Program Pendidikan (jurusan) yaitu Matematika, Fisika dan Biologi dalam pengelolaanya kurang menerapkan paham demokrasi.
Banyak keluhan dan aspirasi mahasiswa tentang pengelolaan FP MIPA yang belum
tersampaikan baik keluhan tentang kinerja dosen, perpustakaan, jaringan hotspot
maupun sarana dan prasarana lainnya.
Demokrasi
dalam lingkungan kampus sangat diperlukan untuk mewujudkan FP MIPA IKIP PGRI
Semarang yang lebih baik. Demokrasi menuntut pengambilan keputusan dengan musyawarah untuk mufakat sebagai perwujudan Pancasila (Sila
ke-4) yang hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun
jiwa dan karakteristik Pancasila dalam pribadi kita. FP MIPA IKIP PGRI Semarang
yang lebih maju hendaknya dikelola berdasarkan paham demokrasi sehingga proses
belajar guna memberdayakan mahasiswa FP
MIPA IKIP PGRI Semarang dapat terwujud.
Melihat
kenyataan di atas, Dept. Dalam Negri BEM FP MIPA
IKIP PGRI Semarang menyusun dan melaksanakan Program Bedah FP MIPA (Sarasehan)
untuk menampung aspirasi mahasiswa dan menyelesaikan berbagai problematika
dalam kehidupan FP MIPA IKIP PGRI Semarang melalui demokrasi yang terorganisir
Acara Bedah FP MIPA IKIP
PGRI Semarang yang dilaksanakan tanggal 22 Juni 2012, pukul 13.00 di
ruang seminar GU Lantai 2 dengan tema
“Menumbuhkan Jiwa Demokrasi, Integritas Dalam Diri, dan Semangat Untuk
Berprestasi” yang dihadiri oleh Bapak Nur Khoiri, S.Pd, M.T, M.Pd, Bapak
Sutrisno, S.E, M.M, M.Pd, perwakilan ketiga hima (fisika, biologi, matematika)
beserta mahasiswa FPMIPA kemarin berlangsung dengan lancar dan suasana
kekeluargaan yang kental. Beberapa peserta menyampaikan aspirasi dan keluhannya
kepada wakil pengelola FP MIPA IKIP PGRI Semarang.
Aspirasi
yang ditanggapi diantaranya aspirasi dan keluhan tentang kinerja dosen yang
dirasa mahasiswa kurang memenuhi kompetensi profesionalisme
pendidik, pengelolaan sarana dan prasarana kampus seperti jaringan hotspot, kinerja perpustakaan, hingga kinerja dan pelayanan Baaksi yang
kurang memuaskan. Wakil pengelola FP MIPA IKIP PGRI Semarang akan
menindaklanjuti permasalahan tentang kinerja dosen yang dirasa kurang
profesional dengan memberikan teguran langsung dan memberikan arahan kepada
dosen yang bersangkutan.
Permasalahan
tentang jaringan hotspot yang kurang efektif
akan ditindaklanjuti dengan memberikan sosialisasi tentang hotspot dan
memblokir beberapa URL yang dirasa kurang mendukung proses belajar mahasiswa.
“Bukan hanya mahasiswa yang merasakan kekurangefektifan penggunaan hotspot di
IKIP PGRI Semarang, dosen juga kerap merasakan loading internet yang lama
karena terlalu banyak pengguna terutama pengguna yang tidak menggunakan
jaringan hotspot untuk belajar” Ujar Wakil Dekan FP
MIPA IKIP PGRI Semarang, Nur Khoiri, S.Pd, M.T, M.Pd.
Permasalahan
mengenai kinerja perpustakaan yang dirasa kurang dalam hal referensi yang
menunjang proses belajar mahasiswa akan ditindaklanjuti dengan mengoptimalkan
dan mengupayakan pengayaan buku-buku yang menunjang. Sedangkan permasalahan
tentang pelayanan baaksi ditanggapi oleh Dekan FPMIPA IKIP PGRI Semarang dengan
rencana untuk memberikan teguran dan arahan kepada para petugas Baaksi.
Bedah
FP MIPA sebagai perwujudan demokrasi kampus yang meyakini “keputusan yang
diambil dengan cara musyawarah adalah keputusan yang bijak dan kontributif”
Posted By : Dept. Dalam Negeri
BEM
‘REVOLUSI’ FPMIPA IKIP PGRI SEMARANG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pengunjung yang baik meninggalkan pesan