Jumat, 17 Agustus 2012

“BEDAH FPMIPA” sebagai PERWUJUDAN KEHIDUPAN DEMOKRASI DI LINGKUNGAN KAMPUS IKIP PGRI SEMARANG

FP MIPA IKIP PGRI Semarang yang terdiri dari 3 Program Pendidikan (jurusan) yaitu  Matematika, Fisika dan Biologi dalam pengelolaanya kurang menerapkan paham demokrasi. Banyak keluhan dan aspirasi mahasiswa tentang pengelolaan FP MIPA yang belum tersampaikan baik keluhan tentang kinerja dosen, perpustakaan, jaringan hotspot maupun sarana dan prasarana lainnya.
Demokrasi dalam lingkungan kampus sangat diperlukan untuk mewujudkan FP MIPA IKIP PGRI Semarang yang lebih baik. Demokrasi menuntut pengambilan keputusan dengan musyawarah untuk mufakat sebagai perwujudan Pancasila (Sila ke-4) yang hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun jiwa dan karakteristik Pancasila dalam pribadi kita. FP MIPA IKIP PGRI Semarang yang lebih maju hendaknya dikelola berdasarkan paham demokrasi sehingga proses belajar guna  memberdayakan mahasiswa FP MIPA IKIP PGRI Semarang dapat terwujud.
Melihat kenyataan di atas, Dept. Dalam Negri BEM FP MIPA IKIP PGRI Semarang menyusun dan melaksanakan Program Bedah FP MIPA (Sarasehan) untuk menampung aspirasi mahasiswa dan menyelesaikan berbagai problematika dalam kehidupan FP MIPA IKIP PGRI Semarang melalui demokrasi yang terorganisir
Acara Bedah FP MIPA IKIP PGRI Semarang yang dilaksanakan tanggal 22 Juni 2012, pukul 13.00 di ruang seminar GU Lantai 2 dengan tema “Menumbuhkan Jiwa Demokrasi, Integritas Dalam Diri, dan Semangat Untuk Berprestasi” yang dihadiri oleh Bapak Nur Khoiri, S.Pd, M.T, M.Pd, Bapak Sutrisno, S.E, M.M, M.Pd, perwakilan ketiga hima (fisika, biologi, matematika) beserta mahasiswa FPMIPA kemarin berlangsung dengan lancar dan suasana kekeluargaan yang kental. Beberapa peserta menyampaikan aspirasi dan keluhannya kepada wakil pengelola FP MIPA IKIP PGRI Semarang. 
Aspirasi yang ditanggapi diantaranya aspirasi dan keluhan tentang kinerja dosen yang dirasa mahasiswa kurang memenuhi kompetensi profesionalisme pendidik, pengelolaan sarana dan prasarana kampus seperti jaringan hotspot, kinerja perpustakaan, hingga kinerja dan pelayanan Baaksi yang kurang memuaskan. Wakil pengelola FP MIPA IKIP PGRI Semarang akan menindaklanjuti permasalahan tentang kinerja dosen yang dirasa kurang profesional dengan memberikan teguran langsung dan memberikan arahan kepada dosen yang bersangkutan.
Permasalahan tentang jaringan hotspot yang kurang efektif akan ditindaklanjuti dengan memberikan sosialisasi tentang hotspot dan memblokir beberapa URL yang dirasa kurang mendukung proses belajar mahasiswa. “Bukan hanya mahasiswa yang merasakan kekurangefektifan penggunaan hotspot di IKIP PGRI Semarang, dosen juga kerap merasakan loading internet yang lama karena terlalu banyak pengguna terutama pengguna yang tidak menggunakan jaringan hotspot untuk belajar” Ujar Wakil Dekan FP MIPA IKIP PGRI Semarang, Nur Khoiri, S.Pd, M.T, M.Pd.
Permasalahan mengenai kinerja perpustakaan yang dirasa kurang dalam hal referensi yang menunjang proses belajar mahasiswa akan ditindaklanjuti dengan mengoptimalkan dan mengupayakan pengayaan buku-buku yang menunjang. Sedangkan permasalahan tentang pelayanan baaksi ditanggapi oleh Dekan FPMIPA IKIP PGRI Semarang dengan rencana untuk memberikan teguran dan arahan kepada para petugas Baaksi.
Bedah FP MIPA sebagai perwujudan demokrasi kampus yang meyakini “keputusan yang diambil dengan cara musyawarah adalah keputusan yang bijak dan kontributif”


Posted By : Dept. Dalam Negeri
BEM REVOLUSI FPMIPA IKIP PGRI SEMARANG


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung yang baik meninggalkan pesan